Velina
Aulia
Iklan
Untuk Masa Depan
Mendengar
kata advertising pasti sudah tidak
asing lagi di telinga. Advertising atau
dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai periklanan ini merupakan sarana yang
digunakan perusahaan-perusahaan untuk memperkenalkan prodak-prodaknya ke
kalangan masyarakat luas. Periklanan sendiri tidak terus-menerus identik dengan
yang dipasang di pinggir-pinggir jalan. Namun periklanan di masa sekarang sudah
sangat modern dan mulai merambah media televisi, radio, billboard bahkan iklan
sudah banyak ditemui saat kita membuka internet. Seiring perkembangan jaman
juga, periklanan-periklanan juga bekerja sama dengan suatu supermarket atau
menjadi sponsor supaya prodaknya lebih dikenal oleh masyarakat luas, tidak
hanya kalangan atas namun mencakup semua kalangan.
Di
media televise sendiri hampir setiap menit terdapat iklan-iklan yang muncul
berlomba-lomba untuk menawarkan atau sekedar memperkenalkan prodak varian
terbarunya. Iklan tersebut dibuat sedemikian menarik untuk merebut hati dan
perhatian penonton televisi di rumah. Setiap perusahaan pasti memiliki trik
khusus untuk membuat iklannya menarik dan bagaimana cara supaya konsumen
tertarik dan akhirnya membeli prodaknya tersebut. Trik-trik yang digunakan
sangat beragam. Mulai dari menggunakan talent yang cantik dan sexy atau
menggunakan alur iklan yang mudah diingat hingga menggunakan lagu atau backsound dari band-band yang saat itu sedang naik
daun.
Periklanan
yang sering kita temui di media cetak maupun elektronik tersebut ada yang
mengandung manfaat, namun ada juga yang sekedar membuat iklan supaya dikenal
oleh orang banyak. Ada yang pantas dilihat oleh semua lapisan masyarakat dan
ada pula iklan yang masuk kategori dewasa yang seharusnya tidak ditayangkan
pada jam-jam sibuk. Sebagai contoh iklan yang kurang pantas ditayangkan pada
jam-jam sibuk adalah iklan Tira jeans yang dalam iklan tersebut terdapat adegan
lelaki yang sedang buang air kecil lalu ada seorang wanita yang salah masuk
kamar mandi. Namun saat sang lelaki yang sedang buang air tersebut akan menutup
pintu kamar mandi, kaki si wanita menghadang dan sang wanita malah masuk kamar
mandi dan lampu dipadamkan. Ada lagi iklan Glade pengharum mobil yang ada
adegan sepasang remaja yang akan berciuman namun tidak jadi karena bau mobil
tersebut bau. Bisa dibayangkan bagaimana jika iklan-iklan tersebut ditayangkan
pada jam-jam sibuk dan anak-anak kecil menyaksikan iklan-iklan tersebut. Anak
kecil yang kritis mungkin akan bertanya dan sebagai orangtua tidak mungkin
mengajarkan hal-hal seperti itu di usia yang sangat dini. Hal iyu mendorong
anak-anak kecil itu mencari tau sendiri dan dampaknya akan sangat fatal.
Namun
ada pula iklan yang menarik dan memiliki banyak sisi positif dan hikmah yang
bisa diambil. Seperti contohnya iklan Rokok Djarum yang dalam iklan tersebut
menceritakan tentang dua orang pemilik toko buku yang memiliki sifat berbanding
terbalik. Dalam adegan itu ada seorang pemuda yang mampir ke toko buku milik
seorang bapak. Pemuda tersebut hanya menumpang baca di toko buku tersebut.
Hingga akhirnya hujan turun sangat lebat dan sang pemilik toko buku mengusir
pemuda tersebut karena pemuda itu sudah daritadi membaca buku dan tidak
membeli. Setelah diusir, pemuda tersebut lantas pergi dan mampir berteduh di
serambi toko buku seorang bapak renta. Di toko itu pemuda itu disambut baik
oleh sang pemilik. Sambil menunggu hujan reda pemuda tersebut mengambil sebuah
buku dan membacanya. Lalu saat hujan reda pemuda itu berterima kasih dan hendak
pulang. Namun bapak itu segera mengambil buku yang tadi dibaca oleh pemuda itu
dan memberikannya Cuma-Cuma kepada pemuda tadi. Pemuda tadi lalu pamit dan
mencium tangan pemilik toko tersebut. Hingga suatu saat bapak pemilik toko yang
tadi memberikan buku kepada seorang pemuda itu harus membayar biaya rumah sakit
yang nilainya tidak sedikit. Bapak tersebut bingung mau mencari biaya darimana.
Namun saat bapak itu ke bagian administrasi, ternyata semua biaya rumah sakit
sudah lunas. Bapak tersebut bingung dan saat balik badan ada seorang dokter
muda dengan ramah dan gagah menyalami dan mencium tangan bapak tadi. Dokter
muda tersebut tidak lain merupakan pemuda yang dulu pernah diberi buku oleh
sang bapak tersebut yang ketika itu tidak mampu membeli buku.
Dari
iklan tersebut banyak sekali hikmah yang bisa diambil sebagai pelajaran hidup.
Pelajaran hidup tentang ketulusan menolong sesame, pelajaran tentang keikhlasan
dan belajar untuk percaya bahwa segala sesuatunya pasti mendapat balasan yang
seimbang. Seharusnya iklan-iklan komersil yang banyak tersedia di televisi,
radio, poster, spanduk dan internet sekalipun menayangkan iklan seperti Djarum
tersebut supaya iklan tidak hanya sebagai media promosi, namun sebagai media
belajar dan menyiratkan pesan moral kepada penonton di rumah. Seandainya semua
iklan di media-media memiliki bobot seperti iklan Djarum tersebut, mungkin
generasi-generasi muda sekarang lebih beretika dalam menjalani kehidupan
mereka. Karena masa depan bangsa bukan berada di tangan penguasa. Kelangsungan
bangsa berada pada generasi penerusnya. Jika generasi muda terbiasa dengan
hal-hal seperti itu, bagaimana kelangsungan bangsa kelak. #BridgingCourse02
Tidak ada komentar:
Posting Komentar