Rabu, 05 September 2012

#Bridging Course 02


Velina Aulia

Iklan Untuk Masa Depan

                Mendengar kata advertising pasti sudah tidak asing lagi di telinga. Advertising atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai periklanan ini merupakan sarana yang digunakan perusahaan-perusahaan untuk memperkenalkan prodak-prodaknya ke kalangan masyarakat luas. Periklanan sendiri tidak terus-menerus identik dengan yang dipasang di pinggir-pinggir jalan. Namun periklanan di masa sekarang sudah sangat modern dan mulai merambah media televisi, radio, billboard bahkan iklan sudah banyak ditemui saat kita membuka internet. Seiring perkembangan jaman juga, periklanan-periklanan juga bekerja sama dengan suatu supermarket atau menjadi sponsor supaya prodaknya lebih dikenal oleh masyarakat luas, tidak hanya kalangan atas namun mencakup semua kalangan.
                Di media televise sendiri hampir setiap menit terdapat iklan-iklan yang muncul berlomba-lomba untuk menawarkan atau sekedar memperkenalkan prodak varian terbarunya. Iklan tersebut dibuat sedemikian menarik untuk merebut hati dan perhatian penonton televisi di rumah. Setiap perusahaan pasti memiliki trik khusus untuk membuat iklannya menarik dan bagaimana cara supaya konsumen tertarik dan akhirnya membeli prodaknya tersebut. Trik-trik yang digunakan sangat beragam. Mulai dari menggunakan talent yang cantik dan sexy atau menggunakan alur iklan yang mudah diingat hingga menggunakan lagu atau backsound  dari band-band yang saat itu sedang naik daun.
                Periklanan yang sering kita temui di media cetak maupun elektronik tersebut ada yang mengandung manfaat, namun ada juga yang sekedar membuat iklan supaya dikenal oleh orang banyak. Ada yang pantas dilihat oleh semua lapisan masyarakat dan ada pula iklan yang masuk kategori dewasa yang seharusnya tidak ditayangkan pada jam-jam sibuk. Sebagai contoh iklan yang kurang pantas ditayangkan pada jam-jam sibuk adalah iklan Tira jeans yang dalam iklan tersebut terdapat adegan lelaki yang sedang buang air kecil lalu ada seorang wanita yang salah masuk kamar mandi. Namun saat sang lelaki yang sedang buang air tersebut akan menutup pintu kamar mandi, kaki si wanita menghadang dan sang wanita malah masuk kamar mandi dan lampu dipadamkan. Ada lagi iklan Glade pengharum mobil yang ada adegan sepasang remaja yang akan berciuman namun tidak jadi karena bau mobil tersebut bau. Bisa dibayangkan bagaimana jika iklan-iklan tersebut ditayangkan pada jam-jam sibuk dan anak-anak kecil menyaksikan iklan-iklan tersebut. Anak kecil yang kritis mungkin akan bertanya dan sebagai orangtua tidak mungkin mengajarkan hal-hal seperti itu di usia yang sangat dini. Hal iyu mendorong anak-anak kecil itu mencari tau sendiri dan dampaknya akan sangat fatal.
                Namun ada pula iklan yang menarik dan memiliki banyak sisi positif dan hikmah yang bisa diambil. Seperti contohnya iklan Rokok Djarum yang dalam iklan tersebut menceritakan tentang dua orang pemilik toko buku yang memiliki sifat berbanding terbalik. Dalam adegan itu ada seorang pemuda yang mampir ke toko buku milik seorang bapak. Pemuda tersebut hanya menumpang baca di toko buku tersebut. Hingga akhirnya hujan turun sangat lebat dan sang pemilik toko buku mengusir pemuda tersebut karena pemuda itu sudah daritadi membaca buku dan tidak membeli. Setelah diusir, pemuda tersebut lantas pergi dan mampir berteduh di serambi toko buku seorang bapak renta. Di toko itu pemuda itu disambut baik oleh sang pemilik. Sambil menunggu hujan reda pemuda tersebut mengambil sebuah buku dan membacanya. Lalu saat hujan reda pemuda itu berterima kasih dan hendak pulang. Namun bapak itu segera mengambil buku yang tadi dibaca oleh pemuda itu dan memberikannya Cuma-Cuma kepada pemuda tadi. Pemuda tadi lalu pamit dan mencium tangan pemilik toko tersebut. Hingga suatu saat bapak pemilik toko yang tadi memberikan buku kepada seorang pemuda itu harus membayar biaya rumah sakit yang nilainya tidak sedikit. Bapak tersebut bingung mau mencari biaya darimana. Namun saat bapak itu ke bagian administrasi, ternyata semua biaya rumah sakit sudah lunas. Bapak tersebut bingung dan saat balik badan ada seorang dokter muda dengan ramah dan gagah menyalami dan mencium tangan bapak tadi. Dokter muda tersebut tidak lain merupakan pemuda yang dulu pernah diberi buku oleh sang bapak tersebut yang ketika itu tidak mampu membeli buku.
                Dari iklan tersebut banyak sekali hikmah yang bisa diambil sebagai pelajaran hidup. Pelajaran hidup tentang ketulusan menolong sesame, pelajaran tentang keikhlasan dan belajar untuk percaya bahwa segala sesuatunya pasti mendapat balasan yang seimbang. Seharusnya iklan-iklan komersil yang banyak tersedia di televisi, radio, poster, spanduk dan internet sekalipun menayangkan iklan seperti Djarum tersebut supaya iklan tidak hanya sebagai media promosi, namun sebagai media belajar dan menyiratkan pesan moral kepada penonton di rumah. Seandainya semua iklan di media-media memiliki bobot seperti iklan Djarum tersebut, mungkin generasi-generasi muda sekarang lebih beretika dalam menjalani kehidupan mereka. Karena masa depan bangsa bukan berada di tangan penguasa. Kelangsungan bangsa berada pada generasi penerusnya. Jika generasi muda terbiasa dengan hal-hal seperti itu, bagaimana kelangsungan bangsa kelak. #BridgingCourse02

Selasa, 04 September 2012

#Bridging Course 01



Velina Aulia

Ilmu Komunikasi Pilihanku

            Disini saya Velina Aulia akan membahas tentang ilmu komunikasi Universitas Gadjah Mada dan mengapa saya memilih ilmu komunikasi Universitas Gadjah Mada sebagai tujuan study saya setelah saya lulus dari Sekolah Menengah Atas.
            Pertama kali saya menginjakkan kaki di Universitas Gadjah Mada, saat itu saya masih berstatus pelajar di SMA Negeri 3 Surakarta. Saat saya melangkahkan kaki di gerbang UGM, saya berbicara dan berjanji kepada diri saya sendiri “Bagaimanapun caranya, aku harus bisa berkuliah disini!” ya kira-kira begitulah tekad saya pada saat itu. Hingga saya mengikuti test snmptn yang saat itu bertempat di Universitas Negeri Yogyakarta di Fakultas Ilmu Budaya., dan saya mengisikan ilmu komunikasi mantap sebagai pilihan pertama dan Universitas Airlangga jurusan Ekonomi Pembangunan.  Selesai mengerjakan test snmptn saya ragu apakah saya bisa menjadi 34 orang yang beruntung untuk duduk di bangku jurusan ilmu komunikasi tersebut. Pada akhirnya tanggal 6 juli pun tiba dan pengumuman snmptn menyebutkan saya lolos pilihan pertama prodi Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada. Sempat tidak percaya, namun itu benar terjadi. Betapa bangga dan bahagianya saya saat itu. Semua rasa bercampur menjadi satu dan tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Seperti yang kita ketahui, Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada merupakan salah satu jurusan terbaik di Indonesia. Kita patut  berbangga karena berhasil diterima di Universitas tertua dan terbaik di Indonesia.
            Saya suka komunikasi. Komunikasilah sarana yang digunakan untuk bertukar pikiran, gagasan, argumen dan semua yang dirasakan. Komunikasi sangat multifungsi. Bahkan aspek-aspek kehidupan yang kita temui sehari-hari semua membutuhkan komunikasi. Pada dasarnya saya suka bersosialisasi dengan orang banyak menggunakan sarana lisan. Saya juga suka broadcasting dan public relation. Maka dari itu saya memilih jurusan yang sangat mendukung minat saya tersebut. Dan jurusan yang mendukung minat saya tersebut jatuh di ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada. Pilihan yang sangat tepat menurut saya. Selain UGM merupakan kampus favorit, lokasi UGM sendiri tidak terlalu jauh dari kota asal saya yaitu Solo. Alasan tersebut  sudah sangat tepat sekali mengapa saya memantapkan hati memilih berkuliah di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Melihat kenampakan Universitas Gadjah Mada dari internet, blog dan website, terlihat intelektual-intelektual muda yang memakai almamater. Kesan gagah, keren dan berkelas melekat pada mahasiswa-mahasiswa tersebut. Dan berbagai macam penghargaan yang diraih oleh mahasiswa Universitas Gadjah Mada membuat para pecinta kampus perjuangan dan kampus kemasyarakatan ternganga melihat serentetan penghargaan penghargaan tersebut.
            Jujur saja, dulu saya berniat memilih Universitas Indonesia untuk meneruskan kuliah. Namun dengan berbagai risiko dan dampak dampak yang tidak berani saya tanggung, saya memutuskan untuk mengganti pilihan. Dan awal kelas 3 SMA, setelah acara expo di SMA saya, hati saya mantap memilih UGM untuk lanjutan study saya berikutnya. Ikatan alumni yang kuat di dunia kerja menjadi daya tarik yang sangat menggiurkan untuk prospek nantinya. Mungkinhal tersebut menjadi salah satu alasan mengapa Universitas Gadjah Mada menjadi tujuan melanjutkan study dari seluruh penjuru Indonesia bahkan luar Indonesia juga. Pada tahun ini, Universitas Gadjah Mada menerima sekitar 100 warga asing yang berasal dari Korea, australia dan yang paling jauh dari Zimbabwe.
            Dan kini, sekarang, saya berdiri menjadi satu dari 34 orang dari jalur tulis yang beruntung menjadi mahasiswa Yogya bersama intelektual-intelektual muda berkumpul di satu kampus kebanggan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. #BridgingCourse01